Tingkat
Kesejahteraan adalah salah satu dari indikator lokal untuk memonitoring
kemajuan kabupaten dan kecamatan agar dapat mencapai target pertama
yaitu menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di
bawah $1 (PPP) per hari menjadi setengahnya antara 1990-2015,
dari salah satu tujuan (Goals) MDGs yaitu Menanggulangi
Kemiskinan dan Kelaparan.
Dudley seers mengemukakan, bahwa paling tidak ada
3 masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam mengukur tingkat pembangunan
suatu negara. 3 masalah tersebut adalah :
1.
Tingkat kemiskinan
2.
Tingkat pengangguran
3.
Tingkat ketimpangan di
berbagai bidang
Namun
pada kenyataannya tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan masih saja
banyak terjadi di beberapa provinsi di Indonesia. Berikut akan dibahas perbandingan
tingkat kesejahteraan yang terjadi selama 3 tahun terakhir di beberapa provinsi
di pulau jawa dengan beberapa provinsi diluar pulau jawa:
1. Tingkat
Kemiskinan
Banten
Perkembangan
kemiskinan di Provinsi Banten selama periode 2008-2013, secara absolut terjadi
penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 656 ribu jiwa
atau menurun sebanyak 160,45 ribu jiwa. Sementara untuk persentase kemiskinan
tahun 2013 sebesar 5,74 persen atau menurun sebesar 2,41 persen, tingkat kemiskinan
Banten tergolong rendah dibandingkan tingkat kemiskinan nasional.
Jawa
Barat
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Jawa
Barat dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut terjadi penurunan sebesar
1.025,36 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebesar
4.297 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan dan hingga
akhir tahun persentase tingkat kemiskinan Jawa
Barat mencapai 9,52%, kondisi kemiskinan Provinsi Jawa Barat masih tergolong
rendah jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
DKI
Jakarta
Perkembangan
Tingkat Kemiskinan Tahun 2003 - Maret 2013 Jumlah dan persentase penduduk
miskin menurun dari tahun 2003 ke 2004. Namun pada tahun 2005 sampai 2006
jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan. Kemudian mulai tahun 2007 sampai
2010 jumlah dan persentase penduduk miskin terus menurun. Tahun 2011 jumlah
penduduk miskin naik, namun dari tahun 2012 dan 2013 kembali menurun. Perkembangan
tingkat kemiskinan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2013 ditunjukkan oleh
gambar berikut :
Jawa
Tengah
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Jawa
Tengah dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolute terjadi penurunan sekitar
1.456,65 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) 4.733 ribu jiwa. Seperti
halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami
penurunan dan hingga akhir tahun 2013 persentase kemiskinan di Jawa Tengah
mencapai 14,56 persen, kondisi kemiskinan Provinsi Jawa Tengah masih tergolong
tinggi dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
Jawa
Timur
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Jawa
Timur dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolute menurun sebanyak 1.880,04 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) 4.771 ribu jiwa. Seperti
halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami
penurunan dan hingga akhir tahun 2013 persentase penduduk miskin mencapai 12,55
persen menurun dari tahun sebelumnya, namun kondisi kemiskinan Provinsi Jawa
Timur masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan
nasional (11,37%).Sejak Tahun 2009, secara statistik upaya penurunan
angka kemiskinan di Jawa timur menunjukkan keberhasilan. Angka kemiskinan di
tahun 2011 sebesar 14,23 persen dan turun 1,15 persen poin pada tahun 2012 atau
menjadi 13,08 persen4 dan sampai dengan Maret tahun 2013 mencapai 12,55 persen.
DI
Yogyakarta
Perkembangan kemiskinan di Provinsi DI.
Yogyakarta dalam kurun waktu 2004-2012, secara absolu terjadi penurunan, jumlah
penduduk miskin tahun 2012 (sept) 562,1 ribu jiwa. Seperti halnya dengan
kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2004-2012 mengalami penurunan dan hingga
akhir tahun 2012 mencapai 15,88%. Kondisi kemiskinan Provinsi DI. Yogyakarta
masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional
(11,86%).
Papua
Barat
Perkembangan
kemiskinan di Provinsi Papua Baratdalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut
menurun 22,23 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (maret) 224
ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan, dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 26,67
persen atau menurun sebesar 8,45 persen dari tahun 2008. Kondisi kemiskinan
Provinsi Papua Barat masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap
rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
Maluku
tingkat prosentase kemiskinan untuk Provinsi Maluku pada
bulan Maret 2012 hingga bulan September 2012 dari prosentasenya 20,79 persen
turun hingga mencapai 19,9 persen dengan demikian presentase penurunan tingkat
kemiskinan turun sekiranya 1,27 persen. Pada bulan Maret 2013, sumbangan garis
kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 76, 57 persen atau menurun
sedikit dibandingkan Maret 2012 sebesar 76,57 persen.
Kalimantan Selatan
Perkembangan kemiskinan di Provinsi
Kalimantan Selatandalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak
37,16 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 182
ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 (Maret) sebesar 4,77
persen. Kondisi kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan tergolong rendah jika
dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
Kalimantan Timur
Perkembangan kemiskinan di Provinsi
Kalimantan Timur dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak
48,44 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (maret) sebanyak 238
ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 6,06%.
Kondisi kemiskinan Provinsi Kalimantan Timur tergolong rendah jika dibandingkan
terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
Sulawesi Tenggara
Perkembangan
kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 2008-20132, secara absolut
menurun sebesar 134,19 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013
(maret) 302 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari
tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 (maret)
mencapai 12,83 persen atau menurun sebesar 6,70 persen dari tahun 2008. Kondisi
kemiskinan Provinsi Sulawesi Tenggara masih tergolong tinggi jika dibandingkan
terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
2. Tingkat
Pengangguran
Banten
Jumlah pengangguran
Terbuka di Provinsi Banten pada tahun 2013 (Feb.) mencapai 552,9 ribu jiwa
menurun dibanding tahun 2008 (656,56 ribu jiwa) atau berkurang sebanyak 103,7
ribu jiwa. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuks (TPT), TPT selama periode
tahun 2008-2013 menurun sebesar 5,08 persen, TPT Banten tahun 2013 masih
tergolong tinggi diatas rata-rata nasional yaitu mencapai 10,10 persen.